Perspektif Pragmatis

Perspektif Pragmatis

Sejarah
Filsafat pragmatisme pada awalnya dibangun tidak untuk memberikan penjelasan tentang pendidikan, meainkan murni menanggapi permasalahan tentang pengetahuan.Filsafat Empirisme yang pertama kali di deklrasikan oleh Aristoteles ini, merupakan akar dari pragmatisme.lalu diteruskan oleh David Hume dkk. Sehingga sampailah pada para pemikir pragmatis ini.

Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu  “pragma” yang artinya perbuatan /tindakan. Sedangkan kata  “isme” di sini artinya aliran, ajaran /paham. Jadi pragmatisme merupakan ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Kriteria kebenarannya yaitu “faedah” /“manfaat”. Suatu teori /hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar jika membawa suatu hasil. Maksudnya yaitu suatu teori adalah benar jika teori itu bisa diterapkan.

Pragmatisme itu sendiri mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1839-1942), lalu dikembangkan oleh William James (1842-1910) serta John Dewey (1859-1952). Adapun contoh dari persfektif pragmatis yaitu Teori Persepsi Antarpribadi.

Beberapa Komponen Khas
Komunikasi (perspektif pragmatis) dimulai dengan perilaku orang – orang yang terlibat dalam komunikasi. Oleh itu, satuan komunikasi (fundamental) yaitu tindak perilaku/tindak yang dijalankan secara verbal maupun nonverbal oleh seorang peserta di dalam suatu peristiwa komunikatif.
Tindak tersebut dikategorikan ke dalam berbagai fungsi yang dilaksanakan komunikasi. Namun tidak ada suatu daftar kategori fungsional pun yang bisa diterima secara luas di berbagai kalangan para anggota masyarakat ilmiah sebagai daftar fungsi yang dianggap memadai. Melainkan minat yang unik serta berbagai tujuan penelitian dari peneliti itu sendiri. Walaupun begitu, tindak yang dilakukan oleh komunikan dapat dikategorikan fungsional dan karena itu bisa diulang kembali.

Berbagai Prinsip Pragmatika
Berbagai prinsip pragmatika (umumnya) secara langsung lebih banyak berasal dari teori sistem umum. (general system theory), campuran , mutidisipliner,dari asumsi, konsep dan prinsip-prinsip.
Mesarovic dan Wymore,menganggap bahwa teori sistem merupakan “teori formal”. Churchman lebih mengartikannya sebagai “pendekatan sistem”.

Implikasi Prespektif Pragmatis
Prespektif Pragmatis menyajikan alternatif paradigm yang sifatnya berbeda  jika dibandingkan dengan ketiga prespektif yang lain. Prespektif ini sama sekali tidak mencerminkan aliran utama dalam perilaku dari teori maupun  pengkajian yang terdapat di dalam masyarakat ilmiah komunikasi manusia, dalam prosedurnya, implikasi prespektif meliputi :

1.     Ekternalisasi
Perhatian komunikasi berpusat pada perilaku, sehingga ungkapan klise yang ada hubungannya dengan komunikasi, mulai menerima makna yang baru.

2.     Probabilitas stokatis
Yaitu analisis data penelitian dalam ilmu-ilmu sosial yang mempergunakan tatistika inferensial serta seringkali desain-desain ekperimental.

3.     Analisis kualitatif
Pedoman analisis kualitatif  diarahkan agar dapat menyamakan analisis kualitatif dengan setting serta metode lapangan. Dalam penelitian fenomena social biasanya memakai analisis kualitatif ini yang gunanya untuk penelitan berbagai masalah sosial. Bagian ini menggambarkan (secara garis besar) beberapa masalah kualitatif yang sifatnya penting.

Analisis kualitatif di dalam  sistem komunikasi (secara jelas) adalah metodologi penelitian yang utama yang ditekankan dalam rangka prespektif pragmatis. Analisis kualitatif meliputi pengelompokan semua tindak komunikasi yang dilaksanakan oleh perilaku komunikatif
4.     Konfleksitas konsep waktu

Prespektif pragmatis dalam kerangkanya, waktu menjadi lebih kompleks serta menjadi bagian intergral di dalam komunikasi manusia. Prespektif  ini, lebih mengandalkan konsep waktu.
Komplektualisasi waktu (prespektif pragmatis) merupakan sebagai konsep yang mempunyai kompleksifitas yang lebih besar. Berkenaan dengan waktu yang konstan secara fisik. Contohnya saja , 1 menit = 6- detik . Di dalam perspektif pragmatis komunikasi manusia, waktu lebih cepat berjalan serta lambat. Ketika kita berbicara dengan seorang teman dekat, maka waktu terasa begitu pendek dan cepat . Sedangkan ketika berbincang dengan seorang teman yang membosankan maka waktu yang dirasakan yaitu begitu lama.

5.     Komunikasi interpersonal massa
Dalam Komunikasi manusia , prespektif pragmatis bertindak sebagai kerangka guna mempersatukan berbagai pendekatan komunikasi yang berlainan.

Dalam mengkonseptualisasikan komunikasi dari perspektif pragmatis sama saja dengan memperbaharui secara drastis pola pikiran yang semulnya tentang komunikasi. Namun, dalam mengkonseptualisasikan komunikasi sebagai suatu tindakan “partisipasi” /“memasuki” suatu sistem komunikasi maupun hubungan dimerlukan “goncangan” pada cara berpikir kita yang sifatnya tradisional.
Meskipun begitu, kemampuan dalam mengenal cara kita berpikir serta menggunakan berbagai perspektif adalah suatu tanda seorang yang terpelajar, serta kemampuan dalam mengkonseptualisasikan, serta merekonseptualisasikan merupakan isyarat adanya pemahaman yang meningkat.

Sumber :
https://penadarisma.wordpress.com/makalah/pragmatisme-dalam-aliran-filsafat/


NAMA : WENY AYU PUJI HARDIYANTI
NIM : E1101161032
PRODI : ILMU KOMUNIKASI


Komentar

Postingan Populer