Tradisi Kritis

Tradisi Kritis



Arti dari Tradisi Kritis

Dikutip dari Wikipedia, Tradisi Kritis adalah “Sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora”.

Tradisi kritis berangkat asumsi dari berbagai teori kritis yang melihat bahwa terdapat kesennjangan yang terjadi di masyarakat . Tadisi kritis menanggapi permasalahan yaitu tentang kekuasaan, dominasi maupun ideologi. Di dalam tradisi kritis, komunikasi mempunyai 2 sisi yang tentunya saling bertolak belakang, di satu sisi  proses komunikasi  didominasi oleh kelompok kuat dibanding kelompok yang lemah. Dan disisi lain, komunikasi seharusnya menjadi sebuah proses artikulasi, yang dimana artikulasi ini menjadi kepentingan bagi kelompok yang lemah. Tradisi kritis mampu menjelaskan dari berbagai ruang lingkup, baik itu ruang lingkup komunikasi antar personal maupun ruang lingkup komunikasi bermedia. Tradisi kritis terlihat  begitu kental pembelaannya terhadap kelompok yang lemah.

Menurut Brian Fay (1975) terdapat  tiga hal penting dalam tradisi kritis, yaitu :
Tradisi kritis berupaya untuk memahami sistem yang sudah baku yang diterima masyarakat begitu saja termasuk juga struktur kekuasaan dan kepercayaan atau ideologi yang mendominasi masyarakat,namun tradisi kritis memberikan perhatian utama pada kepentingan siapa yang lebih dilayani oleh struktur kekuasaan yang ada.

Teori  kritis menunjukkan ketertarikannya untuk mengemukakan adanya suatu bentuk penindasan sosial dan mengusulkan suatu pengaturan kekuasaan dalam upaya mendukung emansipasi dan mendukung terwujudnya masyarakat yang lebih bebas dan terpenuhi kebutuhnnya.

Para pendukung teori kritis berusaha memadukan anata teori dan tindakan.teori yang bersifat normatif harus bisa diimplementasikan untuk mendorong perubahan ditengah masyarakat.
Sebuah kelompok ilmuwan Asal Jerman atau yang disebut “Frankfurt School” yang memperkenalkan istilah “teori kritis”. Kritik dari sosial umun yang menjadi bahan pengembangan kelompok ini, dan yang menjadi titik sentralnya adalah komunikasi.Yang menjadi fokus penting didalamnya adalah sistem komunikasi massa. Para tokoh pelopornya adalah Max Horkheimer, Theodore Adorno serta Herbert Marcuse dan pemikiran mereka yang disebut sebagai “teori kritis”. Pada masa bangkitnya Nazi di Negara Jerman, mereka pindah ke Amerika.  Di sana, mereka menaruh perhatian kepada komunikasi massa serta media.

Dikutip dari Dictio.id, bahwa  “Teori Tradisi Kritis (The Critical Tradition) menganggap Komunikasi Sebagai Hasil dari Perefleksian Sebuah Wacana”.

Noam Chomsky, C. Wright Mills ,Ben Bagdikian, Herbert Schiller,  merupakan beberapa dari figur-figur penting, yang  dimana pemikiran mereka berfokus tentang media. Di dalam tradisi kritis, terdapat  7 buah  varian yaitu :

Pertama adalah Marxisme yaitu sebagai peletak dasar didalam tradisi kritis. Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial.

Varian yang kedua adalah Cultural Studies yang fokusnya adalah perubahan sosial yang terjadi di  sebuah tempat yang membuat untung kultur  itu sendiri.

Varian ketiga yaitu Postrukturalisme atau Post strukturalis, yang melihat realitas adalah sesuatu yang bersifat kompleks yang prosesnya selalu sedang menjadi.

Yang ke empat adalah Post-kolonialisme, yang merujuk kepada semua kultur yang  telah terpengaruh dari proses imperial di massa penjajahan hingga saat ini.

Kelima yaitu Aliran Frankfurt, memandang bahwa  aliran kritis bisa menawarkan suatu interkoneksi serta pengujian secara menyeluruh terhadap perubahan bentuk yang meliputi masyarakat, kultur ekonomi, serta kesadaran.

Ke enam adalah Posmodernisme,  yaitu perpecahan diantara modernitas dan proyek pencerahan. Posmodernisme ini ada pada saat akhir dari masyarakat industri dan saat munculnya jaman informasi. Posmodernisme menganggap produksi barang-barang menjadi jalan untuk memproduksi serta memanipulasi  berbagai pengetahuan.

Dan yang terakhir ialah Kritik Politik ekonomi, yang merupakan sebuah revisi dari Marxisme. Krtik Politik Ekonomi menilai bahwa Marxisme terlalu menyederhanakan realitas yang hanya kedalam dua kubu, yang pertama dari kalangan penguasa dan kedua yaitu kalangan tertindas yang berdasarkan kepentingan ekonomi.

Tiga ciri masyarakat kontemporer yang terdapat di dalam teori kritis yaitu:

Kontrol bahasa  berguna dalam mengabadikan ketidakseimbangan kekuatan.
Dalam menumpulkan kepekaan terhadap penindasan, terdapat Peran media massa
Blind ketergantungan pada metode ilmiah serta penerimaan yang tidak bersifat kritis.


 NAMA : WENY AYU PUJI HARDIYANTI
NIM : E1101161032
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

Sumber:








Komentar

Postingan Populer