Tradisi Sibernetika
Tradisi
Sibernetika
Menurut Stephen W. Littlejohn, sibernetika sebagai sebuah studi tentang aturan diri dan kontrol dalam sebuah sistem. Sedangkan menurut Norbert Wiener, Sibernetika sebagai suatu studi terhadap kontrol dan komunikasi pada binatang dan mesin. Istilah Sibernetika sendiri asalnya dari bahasa Yunani yaitu kybernetes yang artinya pilot atau supir. Kata dengan akar yang sama mempunyai arti pemerintah dan perintah. Istilah Sibernetika dapat diaplikasikan secara tradisi umum (seperti yang Craig telah lakukan ) atau bersifat lebih spesifik. Itulah mengapa istilah “Sibernetika” bisa saja membingungkan. Norbert Wiener mempopulerkan sibernetika (dalam kesan yang sempit ) pada tahun 1950-an. Sibernetika (sebagai wilayah kajian) adalah cabang dari teori sistem yang fokusnya yaitu putaran timbal balik serta berbagai proses kontrol.
Meskipun bidang studi sibernetika itu luas, namun yang menjadi tujuan terpenting dari sibernetika yaitu memahami, menentukan berbagai fungsi, serta proses dari sistem yang mempunyai tujuan. Sibernetika mengumpamakan komunikasi sebagai suatu sistem yang di dalam sistem tersebut terdapat elemen atau variable yang saling melakukan interaksi, mempengaruhi membentuk dan mengontrol berbagai karakter dari seluruh sistem. Wiener, Charles Berger, Karl Deutch, Guddykunts, Shannon-Weaver, adalah beberapa tokoh penting dalam tradisi ini.
Gagasan Utama dari Tradisi Sibernetika
Inti pemikiran dari Sibernetika bermula dari sebuah
ide sistem. Sistem adalah
komponen-komponen yang dimana para komponen tersebut membentuk sesuatu
yang lebih dari bagian-bagian secara bersama – sama.. Berbagai komponen yang
ada di suatu sistem saling melakukan interaksi satu sama lainnya. Tanpa adanya suatu input, maka sistem tidak
akan bertahan. Itulah sebabnya mengapa input sangat penting bagi sistem itu
sendiri. Input untuk sistem, didapatkan dari lingkungan, memproses serta menciptakan
timbal balik (feedback) kepada lingkungan. Input serta output sistem yaitu
materi-materi nyata atau dapat pula hanya berupa energi dan informasi.
Di dalam tradisi sibernetika, terdapat 3 macam
varian, yaitu :
·
Basic System Theory
Seorang
individu bisa melihat bagian dari sistem, serta bagaimana mereka dapat saling
berhubungan, mengamati dan mengukur antara bagian dari sistem, mampu mendeteksi
input maupun output dan mampu mengoperasikan atau memanipulasi sistem dengan
cara mengganti input tanpa adanya keahlian karena semua diproses dengan mesin.
·
General System Theory
Teori
ini diformulasikan oleh Ludwig Von
Bertalanffy seorang ahli biologis. Bertalanffy menggunakan General System
Theory sebagai sarana pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. Sistem
ini melihat bagaimana sesuatu pada bidang yang berbeda dapat menjadi sepadan
antara satu sama lainnya.
·
Second Order Cybernetic
Karena
pengamat selalu dihubungkan dengan sistem yang menjadi pengamatannya, maka
pengamat tidak bisa melihat bagaimana sistem dapat bekerja di luar dengan
sendirinya.
Joy Murray (2006) melakukan ringkasan dari beberapa prinsip dari sibernetika yaitu sebagai berikut :
1. Kita
semua adalah pengamat.
2. Sebagai pengamat kita selalu tertanam dalam
sebuah sistem dan tidak dapat mengklaim pandangan dari luar.
3. Kita melakukan pengamatan melalui lensa
sejarah kehidupan dan pengamatan kita tidak dapat dilakukan oleh yang lain
karena kita hanya memiliki satu tubuh atau satu pikiran dan sejarah hidup yang
ada adalah untuk diamati.
4. Sebagai
pengamat, kita memperhatikan berbagai perbedaan dan membuat pembedaan terhadap
sistem atau lingkungan, pengamat yang berbeda akan membuat perbedaan dalam
pembedaan, memperhatikan bedanya perbedaan-perbedaan, merancang berbagai dunia
dengan latar belakang gangguan yang menjadi informasi bagi kita.
5. Informasi
tidak berada dalam pengamat atau sistem atau lingkungan, melainkan muncul dalam
suatu proses hidup antara pengamat dan sistem atau pengamat.
6. Secara
konstan, melalui komunikasi dan umpan balik, kita mengubah gambaran kita
tentang dunia dan diubah olehnya, dengan atau tanpa adanya intensi untuk
perubahan dan diubah.
7. Perubahan
ini dinamakan dengan pembelajaran.
8. Belajar
timbul dari kebutuhan untuk bertahan dalam hal sosial, ekonomi, budaya, atau
fisik dan memungkinkan kita untuk terus hidup.
9. Belajar
dipicu oleh lingkungan, yang sesuai dengan sejarah kehidupan kita akan
diantisipasi, dan akan berbeda untuk setiap orang.
10. Kita
semua adalah pengamat yang mengamati dalam sebuah sistem.
NAMA : WENY AYU PUJI HARDIYANTI
NIM : E1101161032
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
NIM : E1101161032
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
Sumber:
Komentar
Posting Komentar