Tradisi Semiotika

Tradisi semiotika
Pengertian Tradisi Semiotika
Tradisi semiotika merupakan salah satu dari tradisi yang ada di teori komunikasi.  Secara terminologis  (Eco, 1979:6 &16, dalam Alex Sobur, 2002), semiotics dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan tanda. Menurut Zoest (1992), Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya; cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda yang lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa , tradisi semiotika ini berfokus pada tanda dan simbol. Misalnya saja , jika seseorang suhu tubuh sedang panas, itu menjadi pertanda tubuh itu terkena infeksi. Ataupun jika seseorang mengancungkan jempol itu artinya “Ok” atau “bagus”. Kata “Semiotika “ itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “semeion”, yang artinya tanda. Seperti yang disampaikan oleh Winfried Noth (1993:13) menguraikan asal usul kata semiotika, secara etimologi semiotika dihubungkan dengan kata Yunani sign = signal dan signal = signal, sign.

Semiotika telah melalui beberapa tahap perkembangan, Tahap perkembangan semiotika dimulai dari zaman kuno, berlanjut ke abad pertengahan, zaman renaissance sampai pada zaman modern sekarang ini.  Dimulai dari zaman kuno dimana pada masa kuno ini terdapat beberapa para ahli semiotika yang hidup , yaitu Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM), kaum Epicureans (300 SM-abad pertama Masehi) dan juga kaum Stoic (300-200 SM).  Dari zaman kuno, kita beralih ke abad pertengahan.
Dimana abad pertengahan ini menjadi masa kejayaan bagi para filsuf Kristiani terutama kaum skolastik maupun patristic. Perkembangan filsafat bahasa di abad pertengahan ini menuju kepada 2 arah yaitu dengan ditetapkannya gramatika sebagai sebuah pilar pendidikan bagi bahasa latin dan bahasa latin menjadi pusatnya dari seluruh pendidikan. Kedua, pada masa itu, sistem pemikiran dan pendidikan filosofis sangat akrab dengan teologi, maka dari itu, untuk mengungkapkan analisis filosofis melalui analisis bahasa. Pendidikan di abad pertengahan dibangun ke dalam tujuh sistem sebagai pilar utama yang mempunyai sifat liberal. Dan 7 dasar pendidikan liberal ini dibedakan atas Quadrivium (astronomi,geometrika, aritmatika, dan musik) serta Trivium (logika, tata bahasa, serta retorik).
Dari abad pertengahan, kita beralih ke masa Renaissance. Renaissance secara historis merupakan sebuah gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang-orang pada masa itu merasa bahwa dirinya dilahirkan kembali ke dalam suatu keadaban. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan Yunani-Romawi menjadi pertanda masa Renaissance. Keberadaan teori tentang tanda tidaklah mengalami inovasi di masa ini. Penyebabnya adalah karena sebagian besar penelitian tentang semiotika masih mejadi bagian dari perkembangan linguistic pada masa sebelumnya.
Dan sekarang kita beralih ke zaman modern. Di zaman modern ini perkembangan yang paling penting adalah mulai timbulnya ilmu pengetahuan alam yang bersifat modern yang didasari oleh metode-metode yang bersifat eksperimental serta matematis. Hadirnya masa Aufklarung menjadi penanda bagi perkembangan filsafat pada masa modern ini. Adanya 2 tokoh sebagai peletak dasar dari kemajuan perkembangan teori semiotik di era modern (sekitar abad 17), dua tokoh yang sangat berjasa dalam bidang semiotik adalah Ferdinand De Saussure (1857-1913) yang merupakan seorang ahli Linguistik dari benua Eropa serta Charles Sanders Peirce (1839-1914) yang merupakan seorang ahli filsafat dari Benua Amerika. Keduanya mengemukakan teori yang tidak berbeda secara prinsipial. Saussure menyebutnya dengan “Semiologi” sedangkan Pierce menyebutnya dengan “semiotik (semiotics).”
Perkembangan Teori Semantik Saat ini
Menurut Pateda (Sobur 2001:100-101) ada sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang ini, yaitu:
1.          Semiotik analitik
Semiotik yang menganalisis sistem tanda.
2.          Semiotik deskriptif
Semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.
3.          Semiotik faunal/zoosemiotik
Semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.
4.          Semiotik kultural
Semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5.          Semiotik naratif
Semiotik yang menelaah sistem tanda narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore).
6.          Semiotik natural
Semiotik yan khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
7.          Semiotik normatif
Semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh tanda yang dibuat manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
8.          Semiotik sosial
Semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik berwujud kata ataupun kalimat.
9.          Semiotik structural
Semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Konsep Dari Teori Semiotik

1. Charles Sanders Peirce
C.S Peirce (Berger, 2000 b:14, dalam Sobur, 2006:34-35), menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional. C.S Pierce pernah mengemukakan teori tentang segitiga makna atau triangle meaning yang di dalamnya memiliki 3 elemen utama, yaitu berupa tanda (sign), object, dan interpretant.   
A. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut C.S Peirce,  terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
B. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
C. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.

2. Ferdinand De Saussure
Menurut Saussure, tanda (sign) terdiri dari: aspek material (Bunyi-bunyian dan gambar, dll.) disebut signifier/signifint atau penanda, dan aspek mental (konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, dll.) disebut signified/signifie atau petanda. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut.


NAMA : WENY AYU PUJI HARDIYANTI
NIM : E1101161032
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

Sumber:
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-teori-tradisi-semiotik/9039/2
http://ekalasmawati.blogspot.co.id/2012/04/komunikasi-semiotika.html
http://innocent-paparazzi.blogspot.co.id/2011/10/tradisi-tradisi-dalam-ilmu-komunikasi.html
http://syarmilasyam1konsepsemiotika.blogspot.co.id/2017/01/konsep-semiotika.html
http://www.muradmaulana.com/2016/09/mengenal-pemikiran-charles-sanders.html
http://bejurnal.blogspot.co.id/2012/03/semiotika-adalah-ilmuyang-mempelajari.html
http://setyanimaik.blogspot.co.id/2017/02/semiotika.html



















Komentar

Postingan Populer